Proses pembuatan susu bubuk. Diagram alir susu bubuk. Cara membuat susu bubuk. Dari susu cair menjadi susu bubuk. Semua akan dibahas lengkap disini.
Proses Pengolahan Susu Bubuk
Proses Pengolahan Susu Bubuk
Proses
pengolahan susu bubuk meliputi beberapa tahapan. Proses tersebut secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu Wet Process (Proses Basah), Dry
Process (Proses kering) dan Blending (Pencampuran).
A. Wet
Process (Proses Basah)
Proses
basah adalah proses yang menggunakan bahan-bahan yang masih berupa liquid atau
cairan. Proses basah melalui beberapa tahap, yaitu:
1.
Penerimaan Susu Segar
Penyediaan
susu segar sebagai bahan dasar diambil dari Koperasi Unit Desa (KUD) yang sudah
bekerjasama dengan perusaahaan susu tersebut.
Proses
penerimaan susu segar dari peternak adalah sebagai berikut : mula-mula petemak
mengumpulkan susu segar dalam milk can ke pengumpul. Dari pengumpul
susu segar ini diangkut oleh truk pengangkut susu segar menuju ke KUD. Biasanya
pabrik susu menerima susu segar mulai pukul 06.00 sampai 14.00. setelah jam
tersebut, setoran susu segar ditolak karena dikhawatirkan sudah rusak akibat
pertumbuhan mikrobia, mengingat kemungkinan penyimpanan susu segar di KUD yang
terlalu lama. Sebelum susu segar tersebut diterima oleh Pabrik Susu, terlebih
dahulu dilakukan pengujian terhadap kualitas yang meliputi: uji bakteriologis,
uji fisis dan uji organoleptis yang dilakukan oleh bagian Quality
Assurance (QA).
Susu
segar yang telah dinyatakan release oleh QA segera dipompa dari mobil
tangki ke balance tank untuk menyeimbangkan aliran dan mengukur
volumenya. Susu yang masuk melalui pipa pemasukan akan mengangkat pelampung
yang ada di dalam balance tank. Pelampung tersebut berfungsi untuk menjaga
permukaan air susu dalam tangki tetap konstan. Setelah penuh, katup secara
otomatis akan menutup pipa pemasukan dan proses pengisian berhenti.
Balance
Tank
-Fungsi
: menjaga kontinuitas dan stabilitas aliran susu segar
-Jumlah
: 1 buah
-Bahan
: Stainless Steel
-Kapasitas
: 350 liter
-Pelengkap
: pelampung yang berfungsi mengontrol permukaan cairan dalam tangki tetap
seimbang, bekerja secara otomatis
Prinsip
kerja : susu segar dari tangki KUD dipompa masuk kedalam Balance tank melalui flow
meter sehingga diketahui volume susu dari tiap tangki penyetor yang masuk
ke Balance tank. Mula-mula susu segar masuk melalui pipa pemasukan di
bagian tengah tangki, susu akan mengangkat pelampung. Jika tangki telah penuh,
katup akan menutup pipa pemasukan, sementara itu susu dalam tangki dikeluarkan
melalui pipa bawah. Keluarnya susu dari tangki menyebabkan pipa pemasukan sedikit
terbuka, sehingga susu dapat masuk kemudian akan menutup sendiri bila penuh,
demikian seterusnya.
Setelah
dari balance tank, susu akan disaring dengan duplex filter agar
benda-benda asing yang mungkin terdapat dalam susu segar dapat tertahan dalam
filter dan selanjutnya dialirkan ke plate cooler untuk dilakukan
proses pendinginan. Gambar Plate Cooler
2. Pendinginan
Susu
yang telah disaring masuk plate cooler berupa Plate Heat Exchanger (PHE)
pada suhu maksimal 14 oC untuk didinginkan hingga mencapai suhu 4 oC
menggunakan media chilled water bersuhu 2 oC. Susu dialirkan ke plate-plate dengan
arah yang berlawanan dengan media pendingin. Dalam suhu rendah mikroba akan
menjadi nonaktif, reaksi enzimatis terhambat serta reaksi kimia yang
menyebabkan kerusakan dapat dicegah.
Plate
Cooler
Fungsi
: mendinginkan susu segar hingga 2 – 4oC
Jumlah
: 1 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 1000 liter/jam
Tipe
: Plate Heat Exchanger
Media
: chilled water bersuhu 1 – 2oC
Susu
kemudian dialirkan ke dalam Fresh Milk Tank (FMT). Tangki ini
dilengkapi pengaduk untuk menjaga susu tetap homogen, mencegah terbentuknya
krim dan dilapisi dengan whole glass untuk menjaga suhu susu tetap 4oC.
Fresh
Milk Tank
Fungsi
: menyimpan susu segar yang sudah didinginkan
Jumlah
: 3 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 10000 liter/jam
3. Pasteurisasi
Pasteurisasi
bertujuan untuk membunuh semua mikroba pathogen yang dapat merusak
susu serta menyebabkan penyakit pada bayi. Mikroba pathogen yang
banyak terdapat pada susu antara lain Mycobacterium tuberculosis penyebab
penyakit tuberkulosis, Coxiella burnetti, penyebab penyakit Q fever, Salmonella, Shigella
sp., penyebab penyakit enterik seperti thypoid dan parathypoid,
serta Enterobacter sakazakii penyebab penyakit radang otak pada bayi.
Pasteurisasi juga dimaksudkan untuk memperpanjang daya simpan produk dengan
cara menginaktivasi enzim yang terdapat dalam susu seperti lipase, fosfatase,
peroksidase dan katalase.
Pasteurisasi
dilakukan secara kontinyu menggunakan suhu tinggi dalam waktu singkat, atau
disebut sistem HTST (High Temperature Short Time). Suhu yang digunakan adalah
83 oC dengan penahanan dalam holding tube selama 15 detik. Waktu yang
singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nutrisi terutama protein yang
mudah mengalami denaturasi.
PHE
untuk pasteurisasi tersiri dari tiga bagian, yaitu bagian regenerasi,
pasteurisasi dan pendinginan..
PHE
Pasteurized
Fungsi
: membunuh bakteri pathogen yang terdapat di dalam susu dengan pemanasan pada
suhu 80 oC selama 5 detik
Jumlah
: 1 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 50000 liter
Tipe
: Plate Heat Exchanger
Media
: steam bersuhu 145-152 oC
Susu
dialirkan ke bagian regenerasi untuk mengalami pemanasan awal menggunakan
medium pemanas yaitu susu yang telah mengalami pasteurisasi bersuhu 60 oC.
Susu kemudian dialirkan ke bagian pasteurisasi untuk mengalami pemanasan lebih
lanjut hingga suhu 83 oC dengan medium pemanas steam bersuhu 110 oC.
Susu lalu masuk holding tube untuk ditahan suhunya selama 15 detik
Setelah
itu susu didinginkan dengan melewati bagian regenerasi terlebih dahulu sehingga
terjadi kontak tidak langsung karena dibatasi oleh plat. Dengan cara demikian,
susu segar yang baru masuk akan mengalami pemanasan awal dan susu yang sudah
dipasteurisasi akan mengalami penurunan suhu. Pendinginan kemudian dilakukan di
bagian pendingin sampai suhu mencapai 4 oC. Pendinginan bertujuan untuk
shocking bacteria, yakni mematikan bakteri yang tahan terhadap suhu
pasteurisasi. Apabila kondisi pasteurisasi tidak mencapai suhu dan waktu yang
ditentukan, maka secara otomatis susu kembali ke balance tank untuk diproses
ulang. Selanjutnya susu dialirkan ke unit compounding.
4. Compounding (Pencampuran
Basah)
Compounding merupakan
proses pencampuran, pendispersian, dan pelarutan komponen padat (bubuk), susu
segar yang telah dipasteurisasi, dan minyak nabati yang telah diformulasi untuk
memperoleh campuran yang homogen sebelum dilakukan proses pengeringan. Komponen
bubuk yang ditambahkan berupa susu bubuk, skim, gula, whey, pemberi
aroma, emusifier/stabilizer yaitu lechitin, vitamin dan mineral. Sedangkan
minyak nabati yang diformulasi telah mengalami proses oil blending sebelum
menuju unit compounding.
Compounding
Tank
Fungsi
: mencampur susu kental dengan material lain dan rework
Jumlah
: 2 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 10000 liter/jam
Media
: ice water (4-9oC)
Pelengkap
: agitator tipe propeller dengan kecepatan 40 rpm
Pencampuran
komponen bubuk, susu segar dan minyak dilakukan di compounding tank.
Proses pencampuran berlangsung pada suhu 60-70 oC. Pada kisaran suhu
tersebut, susu bubuk memiliki sifat dapat terbasahi serta campuran memiliki
viskositas yang rendah sehingga proses pencampuran berlangsung cepat dan
sempurna. Compounding tank terdiri dari dua bagian dan digunakan
secara bergantian bergantian, satu tangki untuk proses compounding, satu
tangki untuk transfer.
Sterilisasi
Tujuan
utama dari proses sterilisasi adalah menurunkan jumlah total sel mikroba dan
spora agar susu dapat disimpan dalam jangka waktu lama tanpa pendinginan.
Sterilisasi dilakukan menggunakan sistem Ultra High Temperature (UHT)
dengan cara menyemprotkan atau menginjeksikan steam (Direct Steam Injection/
DSI ) ke dalam campuran susu yang bergerak dalam suatu tabung sterilisasi.
Proses DSI terdiri dari dua tahap, yaitu DSI I, susu dipanaskan pada suhu
85 oC selama 4 detik, kemudian dilanjutkan dengan DSI II susu dipanaskan
pada suhu 120 oC selama 1 detik. Sterilisasi dilakukan dengan dua tahap
untuk mencegah denaturasi dan menghindari terjadinya browning.
Sterilizer
Fungsi
: menaikkan suhu campuran dari 60 oC menjadi 120 oC dengan
menggunakan uap panas secara langsung
Jumlah
: 2 buah
Bahan
: Stainless Steel
Tipe
: Ultra High Temperature
Metode
: Direct Steam Injection
5. Homogenisasi
Homogenasi
adalah suatu perlakuan untuk menyeragamkan ukuran globula lemak yang semula
bervariasi dari 4-8 mikron menjadi 2 mikron. Tujuannya untuk menghindari
pemecahan lemak dan terbentuknya lapisan krim (creaming) bila susu didiamkan.
Homogenisasi tidak hanya dapat menghambat creaming melalui pemecahan
globula lemak melainkan juga melalui pencegahan pembentukan flokula oleh
aglutinasi.
Homogenizer
Fungsi
: memecah dan menyeragamkan globula lemak hingga berukuran ± 2 mikron
Jumlah
: 1 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 5000 liter/jam
Tipe
: Two Stage Homogenizer dengan tekanan pada tahap pertama 200 bar dan pada
tahap kedua 80 bar
Prinsip
kerja homogenizer adalah dengan mengalirkan susu melalui celah yang
sempit dengan kecepatan tinggi dan tekanan yang besar sehingga terjadi tumbukan
antara globula lemak dengan katup penghalang dalam homogenizer yang
menyebabkan globula-globula lemak pecah. Tenaga hidrodinamik dari pemotongan,
kavitasi dan turbulensi yang terjadi dalam katup homogenisasi diduga sebagai
penyebab terjadinya pemecahan globula lemak.
Proses
homogenisasi dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama digunakan tekanan
200 bar dan pada tahap kedua digunakan tekanan 80 bar. Tahap kedua dimaksudkan
untuk memecah globula lemak yang belum pecah pada tahap pertama serta untuk
mencegah penggabungan kembali globula lemak hasil pemecahan pada tahap pertama
Susu
kemudian ditampung di Mixed Storage Tank (MST). Tangki ini dilengkapi
dengan mantel berisi air dingin untuk menjaga kestabilan suhu campuran serta
dilengkapi pengaduk berkecepatan 400 rpm untuk menghomogenkan campuran selama
dalam penyimpanan. Mixed Storage Tank (MST) berjumlah 4 buah,
masing-masing memiliki kapasitas 10.000 liter.
Mixed
Storage Tank (MST)
Fungsi
: menampung susu homogenisasi sebelum masuk pengering
Jumlah
: 4 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 10000 liter
Pelengkap
: agitator tipe propeller dengan kecepatan 40 rpm dan isolator glasswool
B. Dry
Process (Proses Kering)
Proses
kering yaitu proses untuk menghasilkan susu dalam bentuk bubuk kering. Adapun
tahapan prosesnya meliputi:
1.
Evaporasi
Evaporasi
merupakan proses penguapan sebagian air yang terdapat dalam susu untuk
memperoleh susu pekat dengan kadar padatan sesuai dengan yang dikehendaki.
Total solid bahan meningkat 10% (dari 40 menjadi 50 %) agar proses
pengeringan selanjutnya lebih efisien.
Campuran
susu dari MST dievaporasi menggunakan Single Effect Evaporator tipe falling
film. Susu mengalir dari atas ke bawah pada bagian dalam tabung evaporator dan
membentuk lapisan tipis yang mudah menguap oleh panas dari uap yang berada di
sekeliling luar tabung. Evaporasi dilakukan dalam satu tahap yang terdiri dari
tiga fase sehingga prosesnya lebih efisien.
Evaporator
Fungsi
: memekatkan susu dengan cara menguapkan air dalam susu sehingga menaikkan
total solid susu dari 40% menjadi 50%
Jumlah
: 1 buah
Bahan
: Stainless Steel
Jenis
: single effect evaporator
Tipe
: falling film evaporator
Kapasitas
: 7500 kg/jam
Media
: steam dengan suhu 180 oC
Uap air
yang dihasilkan akan masuk ke vapor separator dan dipisahkan dari droplet susu
yang terbawa bersamanya dengan gaya sentrifugal. Sebagian uap air masuk ke TVR
dan sebagian lainnya masuk ke preheater pertama. Dari preheater pertama,
sebagian uap air yang belum terembunkan akan masuk ke kondenser. Di kondenser,
uap air terembunkan dan ditampung dalam tangki kondensat. Kondenser juga
berfungsi untuk menghasilkan kondisi vakum dengan cara membuang uap air hasil
penguapan di calandria. Kondisi operasi dibuat vakum untuk memperoleh suhu
penguapan air yang cukup rendah sehingga kerusakan nutrisi dapat dikurangi.
Evaporator
dilengkapi dengan densitymeter untuk mengukur densitas susu yang
dikentalkan sehingga apabila kadar total solid yang dikehendaki tidak
terpenuhi, maka secara otomatis cairan akan diproses kembali. Bila kadar total
solid telah memenuhi persyaratan, maka cairan dipompa menuju concentrate tank. Concentrate
tank berjumlah dua buah dengan volume masing-masing 10000 liter.
Penyimpanan pada concentrate tank disertai dengan proses pengadukan
pada kecepatan 400 rpm untuk mencegah pengendapan dan pemisahan partikel susu.
Concentrate
Tank
Fungsi
: menampung sementara konsentrat hasil evaporasi sebelum mengalami proses
lebih lanjut
Jumlah
: 2 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 10000 liter/jam
2.
Pengeringan (Spray Drying)
Spray
Dryer
Fungsi
: mengeringkan susu kental yang telah dikabutkan sehingga menjadi susu bubuk
yang kering dan halus
Jumlah
: 1 buah
Bahan
: Stainless Steel
Kapasitas
: 3000 kg/jam
Tek.
nozzle : maksimal 270 bar
C. Dry
Blending
Dry blending adalah
proses pencampuran base powder yang dihasilkan spray dryer dengan raw
material lainnya seperti whey powder, gula dan material premix. Vitamin
yang ditambahkan adalah vitamin dan mineral yang tahan pemanasan. Material
tersebut ditampung dalam hopper tersendiri. Sebelum dilakukan pencampuran di
lindor blender material dilewatkan pada conveyor untuk ditimbang dahulu di
weight hopper.
Dari weight
hopper, material akan tertahan di hopper lindor yang berfungsi untuk mengurangi
tekanan yang besar dari aliran material. Dalam hopper lindor, terdapat hammer
silicon yang dihubungkan dengan slang pneumatic untuk memperoleh hembusan udara
dari luar. Hammer berfungsi untuk menggetarkan dinding hopper agar semua
material dapat turun ke lindor blender untuk dicampur. Lindor blender memiliki
kapasitas maksimal 4 ton, tetapi untuk mempermudah pencampuran digunakan 2 ton
bahan. Pencampuran dilakukan selama 5 menit dengan frekuensi putaran 40 Hz.
Sebelum
diisikan ke dalam wooden bin, powder dari lindor diperiksa oleh QC. Setelah
dinyatakan released, powder diisikan ke wooden bin melalui bin
filling. Bin filling dilengkapi dengan metal detector sehingga ketika ada logam
yang terdeteksi maka pengisian powder ke wooden bin terhenti secara otomatis.
Wooden bin merupakan tempat penyimpanan sementara susu bubuk sebelum dikemas.
Wooden bin memiliki kapasitas 700 kg.
Pengendalian
Mutu Selama Proses
Mutu
adalah gabungan sifat-sifat khas yang dapat membedakan masing-masing satuan
dari suatu bahan atau barang dan mempunyai pengaruh yang nyata di dalam
menentukan derajat penerimaan konsumen atau pembeli terhadap bahan atau barang
tersebut.
Arti
mutu dari sudut pandang perusahaan untuk ISO 9000 adalah cocok dengan
maksudnya, sesuai dengan persyaratan, artinya produk didesain dan dibuat untuk
melaksanakan tugas dengan baik. Pengendalian mutu merupakan aktivitas untuk
menjaga dan mengarahkan mutu produk agar memenuhi spesifikasi sebagaimana telah
direncanakan. Ini mutlak dilaksanakan untuk mempertahankan kualitas dari
kontinuitas spesifikasi produk yang telah ditetapkan.
Kegiatan
pengendalian mutu selama proses dilakukan pada peralatan proses dan bahan
selama proses atau produk setengah jadi. Sebelum alat-alat digunakan, dilakukan
pengujian Swab Test yang dilakukan dengan mengusapkan kapas steril
yang telah dibasahi pada suatu alat.
Selain
peralatan pengendali mutu selama proses dilakukan pengendalian mutu dengan cara
mengkondisikan ruangan dengan suhu rendah yaitu sekitar 4oC. Selain itu,
pengambilan sampel produk setengah jadi dilakukan setelah susu hasil evaporasi
dimasukkan ke dalam tangki penampungan yang kemudian dipasteurisasi dan
didinginkan. Dilakukan pengujian meliputi uji organoleptik (warna, bau, dan
rasa), uji total solid (untuk mengetahui total zat pada susu kental, yaitu
harus mencapai 40-50%), uji kadar lemak (kadar lemak yang baik pada susu kental
7.5-8%), serta uji mikrobiologi (untuk mengetahui ada tidaknya kontaminasi
selama proses).
Untuk
pengendalian proses, dilaksanakan sistem HACCP (Hazard Analysis and
Critical Control Point), yaitu suatu sistem yang dapat mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan mengendalikan bahaya bagi keamanan pangan. Yang dimaksud
dengan CCP (Critical Control Point) adalah suatu prosedur dimana pengendalian
dapat diterapkan dan bahaya keamanan pangan dapat dicegah/dikurangi sampai
tingkat yang dapat diterima.
Proses
pengolahan susu bubuk formula memiliki CCP sebagai berikut:
1. CCP 1
: Proses pasteurisasi
Potensi
bahaya : kontaminasi bakteri patogen
Pengendalian
: suhu pemanasan minimal 80oC
2. CCP 2
: Proses Sterilisasi
Potensi
bahaya : kontaminasi bakteri patogen
Pengendalian
: suhu pemanasan minimal 115oC
3. CCP 3
: Penyimpanan susu di MST
Potensi
bahaya : kontaminasi bakteri patogen
Pengendalian
: suhu pemanasan minimal 15oC
Waktu
penyimpanan maksimal 26 jam
4. CCP 4
: Dry Blending
Potensi
bahaya :
* Biologi (kontaminasi bakteri patogen)
* Fisik (benda asing, logam, serangga)
* Kimia (pengaturan komposisi salah)
Pengendalian
:
* Sanitasi alat, ruangan, personal higinie, pest control
* Penggunaan metal detector
* Penuangan dan pencampuran bahan dilakukan sesuai prosedur
5. CCP 5
: Proses pengisian di Wooden Bin untuk disimpan
Potensi
bahaya :
* Biologi (kontaminasi bakteri patogen)
* Fisik (benda asing, logam, serangga)
Pengendalian
:
* Sanitasi alat, ruangan, personal higinie, pest control
* Pemeriksaan oleh QC sebelum produk disimpan
* Penggunaan metal detector
6. CCP 6
: Proses Pengemasan
Potensi
bahaya :
* Biologi (kontaminasi bakteri patogen)
* Fisik (benda asing, logam, serangga)
* Kimia (oksidasi produk)
Pengendalian
:
* Sanitasi alat, ruangan, personal higinie, pest control
* Penggunaan metal detector
* Pemeriksaan oleh QC sebelum produk dikemas
Ijin copy mas
BalasHapusSaya juga izin share kak
BalasHapusIzin copy yah min
BalasHapusterimakasih artikelnya bang
BalasHapus