Kekuatan tekan dan Kekuatan tarik

Kekuatan tekan adalah kapasitas dari suatu bahan atau struktur dalam menahan beban yang akan mengurangi ukurannya. Kekuatan tekan dapat diukur dengan memasukkannya ke dalam kurva tegangan-regangan dari data yang didapatkan dari mesin uji. Beberapa bahan akan patah pada batas tekan, beberapa mengalami deformasi yang tidak dapat dikembalikan. Deformasi tertentu dapat dianggap sebagai batas kekuatan tekan, meski belum patah, terutama pada bahan yang tidak dapat kembali ke kondisi semula (irreversible). Pengetahuan mengenai kekuatan tekan merupakan kunci dalam mendesain sebuah struktur. Kekuatan tekan dapat diukur dengan mesin uji universal. Pengujian kekuatan tekan, seperti halnya pengujian kekuatan tarik, dipengaruhi oleh kondisi pengujian (penyiapan spesimen, kondisi kelembaban dan temperatur ruang uji, dan sebagainya).

Kekuatan tarik (tensile strength, ultimate tensile strength) adalah tegangan maksimum yang bisa ditahan oleh sebuah bahan ketika diregangkan atau ditarik, sebelum bahan tersebut patah. Kekuatan tarik adalah kebalikan dari kekuatan tekan, dan nilainya bisa berbeda.

Beberapa bahan dapat patah begitu saja tanpa mengalami deformasi, yang berarti benda tersebut bersifat rapuh atau getas (brittle). Bahan lainnya akan meregang dan mengalami deformasi sebelum patah, yang disebut dengan benda elastis (ductile).

Kekuatan tarik umumnya dapat dicari dengan melakukan uji tarik dan mencatat perubahan regangan dan tegangan. Titik tertinggi dari kurva tegangan-regangan disebut dengan kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile strength). Nilainya tidak bergantung pada ukuran bahan, melainkan karena faktor jenis bahan. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi seperti keberadaan zat pengotor dalam bahan, temperatur dan kelembaban lingkungan pengujian, dan penyiapan spesimen.

Kuat tekan merupakan daya tahan bahan untuk mempertahankan bentuknya ketika mengalami gaya tekan. Gaya tekan adalah gaya yang diberikan oleh lantai (bidang) pada benda. Arah gaya tekan normal selalu tegak lurus terhadap bidang (baik bidang horizontal maupun bidang miring). Gaya tekan timbul akibat akibat dari gaya benda yang menekan lantai. Kuat tekan yang berada pada nilai relatif rendah bisa diukur dengan prinsip sederhana. Kuat tekan kripik kentang misalnya, bisa diukur dengan meletakkan kripik di atas neraca, kemudian kripik ditekan dari arah atas sampai pecah. Gaya ketika keripik pecah dinyatakan sebagai kuat tekan. Perhatikan bahwa pecah untuk kripik kentang merupakan indikator perubahan bentuk. Untuk kemasan kardus, botol plastik atau kaleng aluminium, indicator perubahan bentuk adalah penyok. Perubahan bentuk balok semen atau kaca adalah pecah atau patah

Massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SI-nya adalah kilogram (kg). Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialami benda akibat gaya tarik pada benda tersebut. Satuan SI-nya Newton (N). Untuk mengukur massa benda dapat digunakan neraca atau timbangan.

Neraca merupakan alat yang digunakan untuk mengukur massa benda atau logam. Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca Ohauss, neraca lengan gantung, dan neraca digital.

Kawat memiliki ciri yang ketika diuji maka kawat ditarik sehingga panjang kawat memanjang dan diameternya mengecil, ketika ditarik melebihi elastisitasnya maka kawat akan putus. Benda elastisitas juga memiliki batas elastisitas tertentu. Andaikan benda elastis diberi gaya tertentu dan kemudian dilepaskan. Jika bentuk benda tidak kembali ke bentuk semula, berarti berarti gaya yang diberikan telah melewati batas elastisitasny. Keadaan itu juga dinamakan keadaan plastis.

Jika kita menarik ujung pegas, sementara ujung yang lain terikat tetap, pegas akan bertambah panjang. Jika pegas kita lepaskan, pegas akan kembali ke posisi semula akibat gaya pemulih .

Pertambahan panjang  pegas saat diberi gaya akan sebanding dengan besar gaya yang diberikan. Hal ini sesuai dengan hukum Hooke, yang menyatakan bahwa:

“ jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka perubahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya”

Besar gaya pemulih sama dengan besar gaya yang diberikan, yaitu ,tetapi arahnya berlawanan:

Berdasarkan hukum Hooke, besar gaya pemulih pada pegas yang ditarik  sepanjang  adalah : Fr = -kΔL

dengan k adalah konstanta yang berhubungan dengan sifat kekakuan pegas.

Persamaan tersebut merupakan bentuk matematis hukum Hooke. Dalam SI, satuan k adalah . Tanda negatif pada persamaan menunjukkan bahwa gaya pemulih berlawanan arah dengan simpangan pegas

 

 

Daftar pustaka:

·         E.J. Pavlina and C.J. Van Tyne, "Correlation of Yield Strength and Tensile Strength with Hardness for Steels", Journal of Materials Engineering and Performance, 17:6 (December 2008)

·         Callister W.D. Jr., Materials Science & Engineering an Introduction, John Wiley & Sons, 2003 U.S.A

·         https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/8839/Modulus-Elastisitas-dan-Hukum-Hooke-Beserta-Contoh-dan-Pembahasan (diakses pada tanggal 16 juni 2020)

Bagikan ke temanmu!

Artikel mfb lainnya

Previous
Next Post »